Rabu, 06 Agustus 2008

Saya Ikhlas

Saya takjub manakala berbicara dengan beberapa sahabat. Hal-hal yang berkaitan dengan perjalanan hidup saya. Permasalahan-permasalahan yang saya alami selama ini. Dan ketidak- mengertian saya perihal Islam dan Ikhlas. Semua tampak "baru" dalam kacamata pemikiran saya. Terlihat sangat "fresh" dalam realita yang sebenar-benarnya.

Ketika Al Qur'an dan Hadits dijadikan acuan yang shahih. Ketika antara muslim dan mukmin ternyata memiliki hakekat yang sangat berbeda. Dan ketika Islam saja masih belum cukup sebagai pengakuan jati-diri. Subhanallah........... alangkah beruntungnya saya mengenal mereka. Perluasan cakrawala pemikiran saya dan cara pandang saya bahkan - Alhamdulillah - telah mampu merubah sebagian kecil perilaku mubazir saya selama ini. Merubah sebagian kecil aura kehidupan saya.
Saya Ikhlas.

Ketika "pintu-pintu dunia" masih belum juga terbuka bagi saya. Ketika ayat-ayat (dalam konteks yang paling sederhana) menjadi pertanyaan di benak saya. Sewaktu kemorat-maritan rumah tangga belum juga reda dari terjangan badai kehidupan. Ujiankah? Peringatan? Atau.... bahkan justru hukuman dunia buat saya?
Saya tetap berusaha Ikhlas.

Satu hal yang saat ini saya yakini adalah...... Kemahaperkasaan Allah SWT. Saya lupa suratnya, saya tidak bisa membaca konteks aslinya. Tapi saya.... Insya Allah masih ingat bunyi tafsirnya, yang kalau tidak salah seperti ini: "Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya itu sangatlah berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."
Jika sudah demikian, wajarkah jika saya mengembalikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab ke diri saya sendiri. Sudah sempurnakah sholat saya? Sudah sabarkah saya meyikapi takdir yang menimpa saya selama ini?
Saya Ikhlas.

Jika ini semua memang sudah menjadi kehendak-Nya, tidak ada lagi sebenarnya yang harus saya pertanyakan kecuali hanya dengan Ikhtiar dan do'a. Kecuali hanya dengan bergantung kepada-Nya. Apapun hasilnya!
Saya Ikhlas.

Sabtu, 26 Juli 2008

Belajar Ikhlas

Sekali lagi dengan kebodohan dan ketidakmengertian saya. Ikhlas yang diperdebatkan. Ikhlas yang dipertanyakan. Ini itu harus Ikhlas. Ikhlas itu fitrah. Ikhlas amalan hati. Dan........... subhanallah! Sangat kompleks sebenarnya Ikhlas (menurut saya).

Ikhlas Community adalah sekumpulan orang yang bersama-sama ingin belajar. Mengerti dan Memahami perihal konteks Ikhlas ini. Bukan berarti anggota-anggota di dalamnya sudah total Ikhlas :D. Salah! seandainya ada sahabat yang berpendapat demikian. Justru Ikhlas Community (selanjutnya akan saya singkat dengan IC) akan berusaha seoptimal mungkin untuk bersama- sama menggapai "kesejatian" Ikhlas.

IC pada hakekatnya merupakan sebuah sistem bisnis yang dikemas secara Islam (karena itu agama yang saya anut dan pahami, meskipun masih sangat dangkal :( ). IC bukan sebuah organisasi resmi. Bukan suatu komunitas populer. IC buat saya..... (kami, kalau diijinkan untuk mewakili para sahabat). Menurut saya, IC masih belum layak untuk diperdebatkan. IC sampai detik ini masih dalam konteks penamaan dari sebuah organisasi independen. Meskipun tidak dapat kami pungkiri IC juga mengemban Visi Amanah dari anggota-anggotanya.

Teramat banyak permasalahan yang harus diselesaikan. Sangat panjang jalan yang masih harus dilalui. Jadi, seandainya untuk startup project saja IC harus "menyelaraskan" lebih dulu antara hakekat Ikhlas dalam konteks yang sebenar-benarnya. Dengan konotasi sakleg dalam acuan pemurnian full speed! Sebagai pribadi (yang ini betul-betul pendapat pribadi) saya kuatir IC batal mengeksplorasikan maksudnya.

Dengan proses pematangan yang lebih dari 2 tahun plus pengalaman spiritual pribadi yang saya alami. Pertanyaan mengenai "Sudah Ikhlaskah saya untuk meninggalkan IC dengan dalil sahih Qur'an dan hadits?" itu sungguh masih diluar 'alam pemikiran saya'. Konteks IC versi saya lebih kepada jalan keluar dengan keindahan transparansi strategi ekonomi. Bukan sebuah dalil murni atau argumentasi pembenaran atas hakekat Ikhlas versi absolut! Pemanfaatan anugerah akal yang diberikanNya merupakan satu-satunya nalar hasil kontemplasi pribadi. Tentunya dengan tetap mengacu pada pemaknaan Ikhlas secara global.

Adanya pertanyaan-pertanyaan dan singgungan-singgungan mengenai makna harafiah dari Ikhlas, tetap merupakan masukan yang sangat dipertimbangan. Tetapi jika harus frontal mengeliminir semua fondasi yang telah terbentuk, hal ini harus melalui proses bertahap. Saya, sekali lagi, akan berusaha untuk tetap Ikhlas. Akan berjuang menembus waktu untuk mencapai "sesuatu yang juga halal dimataNya". Kondisi Syubhat yang sangat mungkin melapisi aura IC juga sedang kami kaji.

Terlalu dini sebenarnya bagi kami untuk menjudgment benar atau salahnya penamaan Ikhlas Community. Namun kami tetap membuka telinga dan mata lebar-lebar atas nasihat dari orang-orang, mereka, dan siapapun yang memang lebih mengerti dan memahami. Serkali lagi (dan ini bukan argumentasi pembenaran) pada startup saat ini nama IC lebih dominan kepada Strategi Pemasaran (marketing strategy).

Belakangan, lewat nuansa mereka yang kami hormati. Eksistensi IC dipertanyakan (baca: "Benarkah Kita Sudah Berbuat Ikhlas?") pada situs: http://www.abufariq.co.nr/
Serbagai kreator dan pribadi yang berhubungan langsung dengan IC, melalui tulisan ini saya berusaha dan meminta dengan teramat-sangat agar kami diberikan pengertian secara perlahan, karena - Insya Allah - kami memahami apa yang sesungguhnya menjadi Visi dan Misi IC .

Terima-kasih sebelumnya kepada semua sahabat yang telah berkenan baik secara sengaja ataupun tidak karena bersedia menjadi pemerhati setia IC.